Selasa, 02 September 2014
Protap Riau.Com, SELATPANJANG – Anjloknya harga karet dan kondisi cuaca yang sering hujan sehingga menyulitkan petani karet membuat prihatin Bupati Kepulauan Meranti Drs Irwan Nasir MSi. Namun yang paling diprihatinkan Bupati adalah fenomena tengkulak yang menjebak petani karet dengan pola ijon.
‘’Kami sangat prihatin dengan kondisi petani karet sekarang. Pemkab sudah lakukan berbagai upaya membantu terutama dengan penyediaan bantuan bibit unggul karet agar petani bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Namun masalah harga karet itu ditentukan pasaran karet dunia, kami tidak bisa intervensi,’’ ungkap Bupati, Senin (1/9).
Menurut orang nomor satu di Kepulauan Meranti, fluktuasi harga karet ditentukan di pasar global di mana bila harga karet dunia naik, maka harga karet lokal juga akan naik begitu sebaliknya jika harga pasar karet dunia turun, otomatis harga karet dalam negeri akan anjlok. ‘’Fluktuasi atau perubahan harga karet itu pun kadang-kadang cepat berubah. Bisa saja pekan ini turun, pekan depannya naik. Jadi, sulit kalau kami harus mengatur harga karet di tingkat daerah,’’ papar dia.
Di saat harga karet dunia turun, harga pasar karet lokal jauh lebih anjlok. Selain itu, kata Bupati, para petani karet terjebak dengan skema ijon yang diterapkan tauke-tauke kecil sehingga tidak bisa menjual langsung ke penampung besar. Sistem tauke ini pun sudah berlangsung cukup lama sehingga perlu waktu untuk mengubahnya.
Namun demikian Bupati menegaskan pihaknya akan terus melakukan kajian mendalam untuk membantu para petani karet di Kepulauan Meranti. Di antara langkah yang sudah diambil adalah dengan bantuan bibit karet unggul sehingga petani bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Selain itu petani juga dilatih menanam jenis tanaman lain termasuk beternak ikan seperti ikan lele dan sejenisnya.
‘’Kami menginginkan agar petani karet tidak semata-mata bergantung pada karet. Diharapkan mereka menambah jenis tanaman seperti sayuran, sagu, pinang dan beternak ikan. Dengan begitu saat tidak bisa menyadap karet ketika musim hujan, mereka bisa panen sayuran atau mengelola ternak ikan,’’ papar Bupati.(Rpg/dk)
Comment