Selasa, 06 Januari 2015
+Dampak Dari Pengerjaan Proyek Dihentikan
Keterangan Foto:
Puluhan Warga masyarakat desa alah air kecamatan Tebing Tinggi,ahad(4/1)pagi gotong royong ambil alih selesaikan pekerjaan penimbunan jalan perjuangan yang dihentikan pengerjaanya oleh dinas pekerjaan umum Pemkab Meranti(Defri)
Protap Riau.Com, SELATPANJANG -Ahad(4/1) pagi sekitar pukul 03.00 wib Puluhan warga Desa Alah Air kecamatan Tebing Tinggi kabupaten kepulauan Meranti Bersama-sama melakukan gotong royong untuk mempersiapkan pekerjaan proyek penimbunan jalan perjuangan yang pengerjaannya dihentikan oleh pihak rekanan akibat dari keputusan Dinas pekerjaan umum Pemkab Meranti yang menghentikan seluruh pekerjaan proyek hingga batas waktu sampai 31 Desember 2014.
Berdasarkan pantauan Protap Riau.Com dari jalan pelajar menuju jalan perjuangan Memang dalam beberapa hari terakhir. Sejak Dinas Pekerjaan Umum Pemda Meranti mengeluarkan kebijakan terhitung 31 Desember 2014 lalu tidak memperpanjang seluruh pekerjaan fisik dilapangan mengakibatkan proyek penimbunan jalan perjuangan Jadi terbengkalai,
Bahkan, Sejak dihentikanya pekerjaan proyek fisik oleh Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Meranti sejak 31 desember lalu. Masyarakat yang setiap hari keluar masuk melalui jalan perjuangan desa alah air. Umumnya mengaku sangat kecewa sekali atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh rekanan, Sudahlah pengerjaanya lamban, ternyata proyek penimbunan jalan itu bukan malah memberikan kenyamanan penggunan jalan, Melainkan malah menyusahkan masyarakat yang lewat jalan perjuangan itu.
Dimana, Tumpukan pasir timbun yang sengaja di letak dipintu masuk menuju jalan perjuangan. Jelas menghambat para pengguna jalan, sebab timbunan pasir itu tidak bisa dilalui oleh pengguna kendaraan. Begitu juga dengan pola penimbunan jalan yang kurang profesional dan terkesan tergesa-gesa. Selain menyebabkan kondisi jalan perjuangan sulit ditempuh akibat tanah timbun, ternyata selama pekerjaan penimbunaqn jalan di laksanakan pada musim penghujan. Hingga menyebabkan sebagian ruas jalan itu tidak bisa dilalui karena berlumpur.
“Seperti kita ketahui bersama, sejak penimbunan jalan perjuangan ini dimulai pengerjaanya. kami warga yang tinggal diseputar jalan perjuangan, dibuat pening. Sebab pekerjaaan penimbunan yang dikerjakan oleh pekerja kontraktor itu asal menimbun. apa salahnya sisi bodi jalan sebelah kiri dan kanan dulu yang mereka timbun,dan setelah itu baru sisi tengah jalan.”Ketus Yono”.
Lanjut Yono, Ini tidak. Pekerjaan penimbunan jalan yang dilakukan oleh kontraktor itu, seperti terburu-buru saja. Penimbunan dibuat serentek keseluruh bodi jalan. Akibatnya selama berlangsungnya penimbunan masyarakat sering memilih menggunakan jalan lain.
Seiring dikerjakannya penimbunan jalan itu bersamaan musim penghujan, membuat sejumlah halaman rumah warga yang berada disisi kanan dan kiri jalan perjuangan Halaman rumah Masyarakat semakin becek atau lecah istilah bahasa melayunya. Tapi karena masyarakat ingin pengerjaan penimbunan jalan itu bisa segera dinikmati, persoalan ini tidak begitu dipermasalahkan.”Kesal Yono”.
Hanya saja, Akibat pekerjaan penimbunan jalan perjuangan itu hasilnya malah mengecewakan, dimana akibat penimbunan sebagian ruas jalan perjuangan itu kondisinya becek, diperparah oleh timbunan sisa material yang berada dipintu masuk jalan perjuangan itu kian mempersulit warga untuk melalui jalan. Maka kami warga sekitar jalan perjuangan, mengambil sikap untuk melanjutkan pekerjaan proyek penimbunan jalan, paling tidak jalan ini bisa kami lalui.”Harap Yono”.
.
Gotong royong yang kami lakukan ini, Selain untuk meratakan timbunan material pasir yang ada dipintu masuk jalan perjuangan, juga untuk meratakan postur tanah timbun yang berada disebagian bodi jalan perjuangan. Setidaknya kami warga yang setiap hari melalui jalan ini, tidak begitu sulit melaluinya. Sebab kalau kondisi ini dibiarkan, jelas jalan ini tidak akan bisa dilalui”Tutur Yono”.
Berdasarkan data yang berhasil dirangkum oleh Protap Riau.com Proyek penimbunan jalan perjuangan yang nama pekerjaannya adalah peningkatan jalan Desa Alah Air perjuangan dengan pagu dana Rp 800 juta TA APBD Meranti 2014 yg pekerjaannya tidak diselesaikan oleh pihak pemborong.
Sehingga akses jalan perjuangan yang dilalui oleh masyarakat dari desa alah air, desa gogok dan masyarakat Tebing Tinggi Barat menuju selatpanjang dengan harapan bisa lebih baik lagi. Sepertinya rencana itu belum bisa diwujudkan tahun ini akibat diputuskanya kontrak kerja kontraktor pelaksana oleh dinas pu Pemerintah Kab.Meranti.Defri
Comment