Foto:Menteri Agama yang baru, Lukman Hakim Saifuddin, usai berkoordinasi digedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, 10 Juni 2014. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kamis,03 Juli 2014
Protap Riau.Com, Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut aktivis hak asasi manusia, Munir (almarhum), sebagai orang yang paling berjasa dalam mengenalkan hak asasi manusia. Peran mantan Koordinator Kontras itu banyak, baik untuk diri Lukman maupun masyarakat Indonesia.
“Setiap kali saya membaca regulasi tentang HAM, saya tak bisa tidak mengenang almarhum. Dia satu-satunya yang mengenalkan HAM pada saya. Sahabat Munir sangat banyak jasanya dalam memperkaya HAM,” ujar Lukman saat mengisi Kuliah Umum Agama dan HAM di Jakarta, Rabu, 2 Juli 2014 malam.
Munir, kata Lukman, ikut merumuskan Ketetapan MPR 17 Tahun 1998 yang menjamin perlindungan hak-hak setiap warga negara. Lalu, kata Lukman, setahun kemudian, muncul UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang mengadopsi TAP MPR tersebut dan pada 2000, HAM masuk dalam UUD 1945.
“Bahkan, jumlah pasalnya paling banyak di antara yang lain. Tak tanggung-tanggung, ada sepuluh pasal yang mengatur HAM, yakni Pasal 28a, 28b, 28c, dan seterusnya,” ujar Wakil Ketua Partai Persatuan Pembangunan ini. (Baca: Gerilya Prabowo Bersihkan Citra di Kasus HAM)
Dalam kuliah umum yang digelar Omah Munir ini, tampil dosen STF Driyakarya Karlina Supelli sebagai pembicara. Acara dimeriahkan dengan penampilan dari Glenn Fredly, Gigi, Fajar Merah–putra Wiji Thukul–dan Diva–putri Munir.
Menteri Lukman menjelaskan Munir bukan sekedar teman, tetapi juga sahabat yang banyak memberi pemahaman tentang HAM. Pemikiran Munir banyak mewarnai penempatan HAM dalam konstitusi. Kerja keras Munir telah berhasil membangun kesadaran terhadap tegaknya harkat manusia.
Tampil mengenakan baju batik tanpa songkok di atas podium, Menteri Agama menegaskan bahwa dirinya tak cukup banyak memahami HAM. Wawasannya dalam hal ini sangat terbatas. Oleh karena itu, jika materi yang disampaikan dianggap sebagai kuliah umum, menurut dia, sesungguhnya tidak tepat. Akan lebih tepat disebut berbagi pengalaman.
Sebagai ungkapan rasa syukur bahwa dirinya diberi kesempatan dan kehormatan berbicara di hadapan para aktivis HAM, Lukman mengajak hadirin untuk membacakan surat Al Fatihah bagi almarhum. Munir meninggal diduga dibunuh dengan cara diracun di atas pesawat dalam pejalanan ke Belanda pada 7 September 2004.
Lukman mengatakan agama selalu mengajak kepada kedamaian dan keselamatan. “Jangan sampai agama menjadi faktor yang memisahkan antara umat manusia karena tidak ada satu pun agama yang mengajarkan perpecahan, permusuhan, dan pertikaian,” katanya.(TMP.C/DK)
Comment