by

TNI-Australia, Ketika Pancasila Diplesetkan Jadi Pancagila

-Nasional-82 views

Kamis, 05 January 2017

Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam penyambutan satuan TNI dari Lebanon di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, 28 Desember 2016. Foto: Puspen Mabes TNI
Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam penyambutan satuan TNI dari Lebanon di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, 28 Desember 2016. Foto: Puspen Mabes TNI

Protap riau.com, Jakarta – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo membuka sejumlah hal yang menyebabkan TNI mengevaluasi semua kerja sama militer dengan Australia. Gatot menyebut, langkahnya adalah respons atas tindakan militer Australia yang dianggap melecehkan TNI dan Indonesia. “Banyak sikap dan tindakannya tidak etis dan bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia,” kata Gatot di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 5 Januari 2017.

Empat hal itu di antaranya soal persepsi mereka tentang sejarah TNI dan Timor Leste. Lalu wilayah Papua yang harus merdeka dan juga Pancasila yang disebut dengan plesetan. “Dan Pancasila jadi Pancagila,” ucapnya.

Menurut Jenderal Gatot, militer Australia secara resmi sudah meminta maaf atas kesalahan itu. Gatot pun sudah membalas surat permohonan maaf dari Australia. Meski begitu, Australia akan memperbaiki kurikulum pelajaran dan melakukan investigasi ihwal kasus itu. “Sekarang sudah disetop kurikulumnya dan mereka juga akan mengirim chief army (Kepala KSAD) ke Indonesia,” kata Gatot.

Seperti diberitakan, TNI menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australian Defence Force. Penghentian kerja sama sementara itu meliputi berbagai aspek, di antaranya latihan bersama, pendidikan, tukar-menukar perwira, hingga kunjungan antar-pejabat.

Presiden Joko Widodo mengatakan sudah menerima laporan ihwal kasus tersebut. Ia menilai kedua negara sudah sepakat untuk saling menghormati dan tidak campur tangan urusan dalam negeri masing-masing negara. “Saya sudah perintahkan untuk ditangani Menteri Pertahanan dan Panglima TNI,” kata Jokowi di Bidakara, Jakarta.

Lebih lanjut, Jokowi menyatakan hubungan Indonesia dengan Australia masih dalam keadaan yang baik. Meski demikian, Presiden meminta agar di level operasional semua pihak bisa mengetahui agar situasi tidak makin memanas. “Masalahnya harus di-clear-kan dulu. Ini masalah prinsip,” ucapnya. (Tmp/dk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed