Jumat, 13 September 2019
Protap Riau.com, Rangkas Bitung – Warga Rangkasbitung, girang dan kp sentral kelurahan Rangkasbitung barat mengeluhkan kualitas air Sungai Ciujung yang selama ini digunakan secara langsung warga. Untuk, aktivitas mandi dan mencuci tercemar yang diduga oleh limbah dari hasil pencucian Pasir kwarsa yang dibuang ke aliran sungai Ciujung yang mengakibatkan beberapa warga pun mengalami gatal – gatal terkena dampak dari limbah tersebut, kamis (12/09/19).
Hampir tiap hari, air sungai berwarna keruh yang tingkat kekeruhannya cukup pekat. Padahal, air tersebut juga digunakan sebagai bahan baku untuk produksi air bersih PDAM.
“Tingkat kekeruhannya, menurut kami sudah tak normal. Sehingga, kami menduga ada pencemaran penambangan pasir,”Ungkap salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya.
Salah satu warga, kp kaum lebak kelurahan Mc barat yang berinisial K pun sama mengeluhkan terkait penurunan kualitas air sungai Ciujung dan Ciberang yang selama ini menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat. Jangankan, untuk dikonsumsi untuk mencuci saja sekarang takut terkena penyakit,”Katanya.
H. Eko prihadiono Anggota DPRD Lebak angkat bicara, terkait pencemaran lingkungan yang diduga dari hasil pembuangan penambangan Galian C.
Dengan, adanya kejadian ini saya menyayangkan kepada Oknum pengusaha tambang pasir yg tidak taat aturan. Saya meminta, kepada pengusaha tambang pasir membuat bak penampungan limbah pasir.
Sehingga, limbah pasir tersebut tidak di buang ke sungai, yg mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Serta, kepada instansi terkait saya mohon untuk mengontrol pada produksi tambang pasir tersebut.
Untuk itu saya harapkan, agar supaya Dinas Dinas Lingkungan Hidup segera turun tangan untuk mengatasinya.
“Terutama, terkait pembuangan air limbah agar tak melebihi ambang batas tingkat kekeruhan yang diizinkan untuk dikonsumsi. Apalagi, sekarang musim kemarau masyarakat sangat membutuhkan air,”Pungkasnya.(zca)
Comment