Jumat, 10 Maret 2017
Protap riau.com, Pekanbaru – Di Minta, para pengusaha yang mengelola hasil bumi di Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Tepatnya, di wilayah kawasan hutan. Sekitar, Kecamatan Sarulla, dan Kecamatan Si atas Barita agar peduli terhadap lingkungan.
Pernyata’an tersebut, di katakan oleh Anak Rantau yang berasal dari Desa Pansurnapitu, Kecamatan SiAtas Barita Hartono Panggabean Kepada www.protap riau.com, Rabu (08/2). Ia menyebut, sejak pengusaha yang mengelola hasil bumi, kondisi kawasan Hutan yang sebelumnya alami atau Hutan Perawan. Kini, telah beralih fungsi menjadi ladang Proyek raksasa Gas Bumi.
Hartono tidak membantah, ‘’Meski pun, mungkin, secara administrasi Perusahaan telah memiliki Legallitas Izin yang lengkap. Tentu, harus pula di sesuaikan dengan realisasi di lapangan.
Karena, dalam pengerja’an, duga’an saya mengabaikan aspek lingkungan. “Ungkap Hartono Panggabean”.
Alumni Pekanbaru Journalist Center ini, miris melihat kampung halamannya. Ketika, Ia berkunjung ke kampung halamannya beberapa waktu yang lalu.
‘’Contohnya, untuk membuka proyek kerja. Alat berat, dari para cukong pun Se Olah –olah tampak begut mudah untuk menerobos hingga di kedalaman hutan.
Membuka, areal untuk jalan di kawasan hutan saja. Cukong Perusahaan Pun tampak tidak memperhitungkan dampak aspek lingkungan. Karena, untuk di ketahui saja wilayah Tapanuli Utara merupakan kawasan yang rawan banjir.”Ketus Hartono Panggabean” Sang Alumni PJC tepatnya Puluhan Tahun lalu.
Apalagi sambung Hartono, kondisi median jalan lintas Sumatera yang ada di sepanjang Aek Latong dari Sipirok menuju arah Tapanuli Utara termasuk jalur sempit.
“Kondisi jalan disana, semakin hari tampak kian tiada mampu lagi untuk menampung padatnya Kuota hilir-mudiknya kendaraan di mulai dari kendaraan Roda Dua Mau pun Roda Empat, Apalgi Kendara’an Truk Bertonase Berat.”Keluh Hartono”,
Hartono mengingatkan, Artinya, dapat di pastikan panjangnya rentan antrian yang terjadi bila kendaraan di paksakan akan melewati jalur ini bisa terjadi macet panjang. Dan lagi, mobil bTruk bertonase berat milik para Cukong yang mengelola hasil bumi ketika akan melintas di jalur Sumatera ini kita cendrung wasapada.
Sebab, jalan Lintas Sumatera Utara yang ada di sana kawasannya memiliki jurang yang sangat dalam dan begitu terjal. Dimana, akhir – akhir ini sering pula terjadi laka lantas, “Sebut Hartono”,
Ia menambahkan, dalam mendukung upaya para Cukong atau para pengusaha dalam mengembangkan dunia usaha demi memajukan Tapanuli Utara. Agar, semakin berkembang dan maju. Guna, meyongsong pembangunan nasional.
“Di Batang Toru, sudah ada tambang emas, dan di Tapanuli Utara walau pun masih dalam tahap eksplorasi pengambilan sampel kandungan emas di kawasan hutan Simasom dan sekitarnya. Kemudian, Proyek Energi Panas Bumi Sarulla. Sekarang ini, Hutan yang dikelola masyarakat terun temurun dari sejak jaman nenek Moyang untuk perladangan Pertanian.
Sambil menggelengkan kepala Hartono bergumam, Kini Kawasan Kampung Halamannya Di Desa Pansurnapitu, Kecamatan SiAtas Barita Kab.Tapanuli Utara telah berubah pula menjadi lahan pertambangan ladang Emas dan Gas Bumi’.
Hingga kini, ganti -rugi lahan pun kian gencar – gencarnya di lakukan oleh pihak Cukong. Semoga, lingkungan alami yang dahulu kami dapatkan kembali alami seperti semula. Itu lah, sebuah harapannya kedepan kelak. “Tandas Hartono Panggabean”, yang kini lagi menimba Ilmu Hukum di Universitas Lancang Kuning-Pekanbaru. Riau… (Ptk)
Comment