Kamis, 08 September 2016
*Besarnya Perhatian Pemkab Bengkalis untuk PDAM
Protap riau.com, BENGKALIS – Pilu, Itulah ungkapan yang pantas untuk kita pikirkan bersama, bayangkan, Perhatian dan suntikan dana atau subsidi yang dihamburkan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bengkalis melalui APBD Kabupaten Bengkalis tiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis tak ada arti. Pasalnya, apa yang telah dibangun oleh Pemkab Bengkalis untuk PDAM, Baik berupa sarana dan prasarana sama sekali tak fungsional. Ironisnya, Perusahaan plat merah itu Hingga kini lagi-lagi mendapatkan penyertaan modal dari Pemkab Bengkalis, Kendati di imingi penyertaan modal itu akan diganti oleh Pemerintah Pusat, jika program sukses. Apa jaminannya?.
Ironisnya, Di APBD Bengkalis Tahun Anggaran (TA) 2014 lalu, PDAM Bengkalis mendapatkan suntikan dana dari Pemerintah Pusat Rp 3,5 Miliar untuk menambah 1500 Sambungan Rumah (SR) melalui program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Memang program tersebut, Merupakan program Pemerintah Pusat yang tentunya dibiayai oleh Pemerintah Pusat. Akan tetapi dana sebesar Rp 3,5 Miliar itu ditalangi dulu oleh Pemkab Bengkalis melalui APBD TA 2014 ini. Rincian dana tersebut adalah, Rp 3,5 Miliar dari Pemerintah Pusat untuk program MBR, Rp 800 Juta untuk pengembangan SDM dari APBD Bengkalis, Rp 400 Juta untuk rekomendasi teknis dari APBD Bengkalis dan Rp 300 Juta biaya perhitungan penyesuaian tariff dari APBD Bengkalis.
Menariknya, Dana sebesar Rp 3,5 Miliar dari Pemerintah Pusat itu jangan dianggap akan diserahkan langsung, Melainkan harus ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Pemkab Bengkalis dan PDAM Bengkalis. Tak tanggung-tanggung, Pemerintah Pusat akan mengganti dana Pemkab Bengkalis Rp 3,5 Miliar itu, Jika saja program MBR yang diusulkan itu sukses dan berhasil untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat Bengkalis. Namun di sebalik itu, jika keinginan Pemerintah Pusat itu tak terpenuhi, jangan harap dana tersebut akan diganti. Artinya dana Rp 3,5 Miliar itu merupakan tanggung jawab Pemkab Bengkalis dan PDAM Bengkalis sebagai pengusul program yang sepertinya mencari keuntungan semata untuk oknum-oknum tertentu.
Ketidak berhasilan itu sangat jelas, PDAM Bengkalis dinilai tidak akan sanggup memenuhi syarat dari Pemerintah Pusat itu. Sebab, Berbicara untuk kepentingan masyarakat, Sepertinya Pemkab Bengkalis tidak kalah hebatnya untuk membuat berbagai program di PDAM Bengkalis guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti contoh, TA 2012, Pemkab mengucurkan dana tak tanggung-tanggung untuk program di PDAM Bengkalis.
Program itu dinamakan “Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih” di Bengkalis, termasuk didalamnya pemesangan SR gratis. Sama halnya seperti program yang akan dibantu Pemerintah Pusat sebesar Rp 3,5 Miliar itu. Terhadap program tersebut, Aktor utamanya adalah PDAM Bengkalis. Namun nyatanya, yang didapat masyarakat hanyalah kekecewaan. Program didalamnya termasuk SR itu dijadikan ladang empuk bagi oknum yang lapar.
Pemkab Bengkalis, Sangat peduli terhadap PDAM Bengkalis, Buktinya, pada tahun 2012, Pemkab bersama DPRD telah mengesahkan dana APBD untuk air bersih itu sebesar lebih kurang Rp 19 Miliar. Ditambah dana subsidi sebesar Rp 10 Miliar. Pada kegiatan fisik TA 2012 lalu, Telah dilakukan pemasangan SR gratis lebih kurang 2000 SR.
Untuk TA 2013 lalu, Pemkab Bengkalis melalui APBD telah menganggarkan dana fisik lebih kurang Rp 46 Miliar dan dana subsidi sebesar Rp 13 Miliar. Perhatian besar Pemkab ini jelas menunjukkan, keinginan besar pemerintah supaya pelayanan air bersih untuk Kabupaten Bengkalis dapat meningkat dan PDAM dapat meningkatkan kinerja dan pendapatan, sehingga ketergantungan PDAM pada pemerintah semakin berkurang.
Program MBR dari Pemerintah Pusat
Program MBR dari Pemerintah Pusat ini, merupakan salah satu program penyehatan PDAM. Merupakan pprogram hibah atau bantuan pusat berupa pemberian pemasangan air atau SR gratis untuk masyarakat yang kurang mampu atau berpenghasilan rendah. Sedangkan pemberian bantuan ini harus memenuhi beberapa kriteria.
Diantaranya, harus adanya dana talangan dari Pemkab Bengkalis penerima hibah atau bantuan ke PDAM berupa penyertaan modal. Di mana setelah kegiatan tersebut selesai dilaksanakan PDAM sesuai dengan persyaratan atau kriteria yang benar, Maka, Dana talangan Pemda tersebut akan dikembalikan pusat atau pemberi hibah. Selanjutnya harus tersedia air bersih yang cukup untuk memenuhi keperluan penerima hibah atau masyarakat yang diberikan pemasangan SR gratis dan semua pelanggan PDAM yang ada. Artinya PDAM harus mempunyai kapasitas produksi air bersih yang lebih untuk di alirkan ke pelanggan MBR. Selain itu, ada juga kriteria seperti DED MBR, Bill Of Quantity atau RAB.
Kegiatan MBR ini dilaksanakan pada 4 daerah kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bengkalis, Kecamatan Bantan, Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rupat. Di tinjau kesiapan rencana MBR itu, sangat tidak masuk akal kegiatan tersebut untuk dilaksanakan. Sebab, hal itu akan terkendala dari kondisi masing-masing kecamatan yang ada.
Di Kecamatan Bengkalis misalnya, Akhir-akhir ini terjadi kekeringan di waduk air baku PDAM Bengkalis, Pelayanan air bersih di Kecamatan Bengkalis sering tidak jalan, kalau jalan pun aliran airnya sangat kecil. Penyebabnya adalah bukan karena air baku semata, Melainkan kemampuan produksi air PDAM sudah tidak memungkinkan lagi untuk ditambah pelanggan. Dimana pelanggan PDAM Cabang Bengkalis saat ini lebih kurang 3000 SR lebih, Sedangkan kemampuan produksi air PDAM hanya mampu lebih kurang untuk 2.400 SR. Karena kapasitas produksi maksimal PDAM Cabang Bengkalis hanya 25-30 liter per detik dari kondisi bangunan pengolahan yang ada dan dibangun 50 liter per detik.
Padahal, untuk 1 liter per detik, diperkirakan hanya mampu melayani 80 SR. Artinya, bagaimana bisa PDAM akan melakukan pemasangan SR lagi melalui program MBR ini, karena kalau dipaksakan, maka kondisi pelanggan yang ada akan mengalami penurunan aliran air kerumah yang drastis. Seharusnya, PDAM melakukan pembenahan dan peningkatan produksi air terlebih dahulu, bukan hanya mengejar penambahan pelanggan yang akan mengakibatkan kekecewaan dan kemarahan masyarakat terhadap pelayanan air bersih nantinya.
Sedangkan di Kecamatan Bantan, ini akan menimbulkan tanda tanya besar. Air mana yang akan dialirkan PDAM, sedangkan proyek air bersih di Kecamatan Bantan tidak berfungsi sama sekali dan SR sebanyak 600 SR yang dipasang pada proyek TA 2012 belum berjalan sama sekali.
Sedangkan di Kecamatan Bukit Batu, kondisi produksi air di PDAM Kecamatan Bukit Batu sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan penambahan SR, karena kapasitas produksi air saat ini lebih kurang maksimal 14 liter per detik. Hanya mampu untuk pelanggan 1120 SR, sedangkan pelanggan PDAM sudah melebihi kapasitas produksi yang ada.
Dan di Kecamatan Rupat, sangat memprihatinkan, karena kondisi proyek air bersih yang ada belum siap sama sekali. Jadi, air mana yang akan dijalankan oleh PDAM untuk kegiatn MBR ini. Dan pada APBD TA 2013 lalu, Pemkab Bengkalis juga telah melakukan pemasangan SR gratis sebanyak 300 SR.
Melihat fakta diatas, Dapat Di duga, Sangat tidak professional seorang direktur PDAM mengajukan penyertaan modal untuk kegiatan MBR ini untuk lokasi-lokasi tersebut. Ini menunjukkan, kinerja seorang direktur yang tidak baik dan membuat program kerja asal-asalan tanpa mempertimbangan dan perencanaan yang matang.
Ketidak fungsionalan program PDAM Bengkalis, seperti SR gratis ke rumah-rumah warga, Nampaknya “diremehkan” oleh pihak terkait yang bertanggungjawab. Hingga kini, program SR gratis yang digadang-gadangkan akan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih itu, hanya sebatas isapan jempol belaka. Sebab, proyek yang digarap di Dinas Cipta Karya kala itu yang berkalaborasi dengan PDAM Bengkalis, sepertinya hanya sebatas kepentingan.
Sebut saja Tugimin S, Salah seorang Warga Rimba Sekampung mengatakan, program SR gratis TA 2012 lalu oleh PDAM yang dipasang ke rumahnya hingga kini tak bisa digunakan. Sebab, sejak SR itu dipasang kerumahnya, Hingga kini tak pernah dialiri air bersih yang dijanjikan. Bahkan, ia menilai pemasangan SR tersebut terlihat asal-asalan tanpa diberi penutup meteran.
“Kami berharap PDAM dan pemerintah khususnya, Untuk Dapat memperhatikan hal ini. Sebab, sudah lama kami mendambakan air bersih. Nyatanya yang kami rasa saat ini hanya kekecewaan. Air bersih tak kunjung dialiri. Untuk apa SR ini dipasang, kalau airnya tidak ada.”Kesal Tugimin”. dengan mimik wajah kecewa.(***)
Comment