Minggu, 07 Desember 2014
Foto:Kota Selat Panjang
+Perlu Perhatian Serius Dari Pemkab Meranti, Jika Tidak Korban Karhutla Potensi Munculkan Kantong Kemiskinan Baru di Kab. Meranti
Protap Riau.Com, SELATPANJANG – Pemda meranti diminta jangan sampai lengah dan harus terus melakukan pengawasan terhadap ratusan warga asal dua desa dikecamatan tebing tinggi timur yang beberapa waktu lalu lahan dan perkebunan sagu mereka ikut terbakar atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi diareal HTI PT Nasional Sago Prima(NSP) pada februari lalu.
Hal ini disampaikan oleh politisi wanita partai Golkar Hafizoh Sag, wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Tebing Tinggi Timur dan kecamatan Rasang. Ketika berbincang-bincang dengan Protap Riau.Com Minggu(30/11) Diruang kerjanya, dijalan dorak kota selatpanjang.
“Berdasarkan hasil kunjungan kita kelapangan, tepatnya kedesa teluk buntal dan desa kepau baru. Dimana Ratusan warga masyarakat pemilik lahan dan perkebunan sagu di 2(Dua) desa tersebut pada Februari lalu turut menjadi korban karhutla. karena lahan sagu mereka ikut terbakar akibat kebakaran lahan diareal HTI milik PT NSP yang terjadi pada februari lalu. Kondisi kehidupan mereka sungguh sangat memprihatinkan sekali. Tutur Hafizoh politisi perempuan partai golkar itu.
Lanjut mantan ketua DPRD meranti itu lagi, Sebagaimana informasi yang kita terima dilapangan. Dengan langsung berdialog dengan warga korban karhutla, baik itu yang berdomisili didesa teluk buntal. Maupun didesa kepau baru, Ratusan warga pemilik lahan yang turut menjadi korban karhutla atas kebakaran yang melanda areal HTI PT NSP itu perlu mendapatkan perhatian khusus atau serius dari berbagai pihak.
Dalam hal ini kami mengharapkan kepada Pemkab kepulauan Meranti, Melalui satuan kerjanya agar membentuk tim pemantau. Warga korban karhutla didesa teluk buntal dan dan desa keepau baru yang jumlah korbannya mendekati 400 an warga pemilik lahan. Sebab meskipun mereka menjadi korban kebakaran lahan yang terjadi di PT NSP, Namun berdasarkan pengakuan warga sendiri, Mereka belum mendapatkan ganti rugi atau bantuan selayaknya dari pihak perusahaan.”Pinta Hafizoh S.ag”.
kehidupan Masyarakat pasca lahan perkebunan tanaman sagu kini sangat memperihatinkan, Perekonomian masyarakat disana saat ini terus mengalami penuranan. Sebab setelah usaha turun temurun mereka ikut terbakar atas kebakaran dilokasi Hti perusahaan perkebunan sagu beberapa waktu lalu.
Umumnya mereka tidak memiliki keahlian atau pekerjaan lain, Jadi kehidupan mereka sehari hari perlu mendapat bantuan dari berbagai pihak. jangan dibiarkan warga masyarakat korban karhutla itu berjalan sendiri mencari kehidupan baru mereka.”Himbau Hafizoh.S.ag”.
Ia Menyayangkan sikap PT NSP, pihak perusahaan dalam hal ini PT NSP. yang secara hukum terbukti menyebabkan terjadinya kebakaran lahan perkebunan sagu milik masyarakat. Sepertinya mereka terkesan lepas tanggung jawab, pihak perusahaan harus bertanggung jawab.
mengenai bantuan bibit sagu yang dibagian kepada warga masyarakat korban karhutla, saya kira bantuan tersebut tidak setimpal dengan dampak dan akibat ludesnya kebun sagu mereka. Apalagi yang mereka bagikan adalah program CSR. Program itu kan kewajiban perusahaan, dan itu tidak ada kaitannya dengan kebakaran lahan.”Himbau Hafizoh”.
Untuk itu, sekali lagi saya menghimbau khususnya kepada pihak perusahaan. Tolong realisasikan tanggung jawabnya kepada masyarakat atas terbakarnya 3000 hektar lahan kebun sagu mereka yang terbakar. Disamping itu kepada pemda meranti hendaknya tidak mengabaikan persoalan yang dialami oleh warga didesa teluk buntal dan desa kepau baru yang notabenya mereka adalah korban karhutla.”Ungkap Hafizoh”.
Ia khawatir, jika ratusan warga tersebut dibiarkan dan tidak diperhatian secara serius, maka persoalan baru akan muncul. Dimana bisa saja mereka menjadi potensi mumunculkan kantong-kantong kemiskinan baru didaerah ini.Defri
Comment