by

Kecewa, Munas Golkar Melahirkan Lima Partai Baru

-Berita Foto-170 views

Selasa, 02 Desember 2014
munas GolkarNurdin Halid (kanan), Ketua Panitia Munas, Ahmadi Noor Supit (tengah) dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo menggelar jumpa pers menjelang Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 30 November 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Protap Riau.Com, Jakarta – Pakar politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan Partai Golongan Karya rentan pecah. Kondisi itu besar kemungkinan terjadi bila Aburizal Bakrie alias Ical kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar untuk lima tahun mendatang. Perpecahan itu akan menelurkan partai-partai baru yang akan dibuat oleh para pesaing Ical.

“Setelah adanya dua musyawarah nasional (munas), akan ada dua kepengurusan DPP. Semuanya akan ditentukan oleh pengadilan, munas mana yang paling benar,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 30 November 2014.

Ketika itu terjadi, tutur Yunarto, dualisme dalam tubuh Golkar akan mencuat. Dalam keadaan tersebut, Golkar akan terpecah, seperti peristiwa pada 2004 dan 2010. Pada 2004, adanya dualisme dalam tubuh Golkar menciptakan Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Hati Nurani Rakyat. Sedangkan pada 2010, perpecahan di tubuh Golkar memunculkan Partai NasDem.

Pendapat Yunarto ini cocok dengan pernyataan Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie. Ical mengkhawatirkan akan lahir partai “sempalan” setelah Musyawarah Nasional IX Golkar. “Kami harus berani membangun tradisi demokrasi yang fair dan sportif,” kata Ical dalam forum Rapat Pimpinan Nasional Golkar di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, Selasa, 18 November 2014.

Ical mengakui bahwa kedewasaan berdemokrasi kader Golkar belum sepenuhnya terbentuk. Sebab, calon yang kalah bertarung dalam munas kemudian membentuk partai baru. Ini ditandai oleh terpecahnya kekuatan Golkar setelah Munas yang digelar sejak era reformasi. Pada 1998, dua partai politik baru terbentuk pasca munas, yakni Partai Karya Peduli Bangsa dan Partai Keadilan dan Persatuan–kini menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia-

Pasca Munas Golkar 2004, ujar dia, dari rahim Golkar lahir dua partai politik, yakni Partai Gerakan Indonesia Raya yang dibentuk Prabowo Subianto dan Partai Hati Nurani Rakyat bentukan Wiranto. Prabowo dan Wiranto sempat bertarung dalam konvensi calon presiden dari Golkar pada 2004.

Adapun pasca Munas Golkar 2009 terbentuk organisasi massa Nasional Demokrat, yang kini menjelma menjadi Partai NasDem. Partai ini dibentuk oleh politikus Golkar, Surya Paloh, yang kalah bertarung melawan Ical dalam Munas Golkar di Riau. “Akibat gerakan eksodus kader yang kalah dalam munas dengan mendirikan partai politik,” katanya.

Karena itu, tutur Ical, Munas IX harus dimaknai sebagai konsolidasi memantapkan kekuatan partai dan mendorong persaingan antarkader secara fair dalam pencalonan sebagai ketua umum. “Sekaligus mencegah eksodus kader partai,” katanya.(TMP/Dk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed