Rabu, 03 Desember 2014
Protap Riau.Com, Kampar – Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang mempunyai pengetahuan (guru) ke pikiran orang yang belum punya pengetahuan (peserta didik). Bahkan bila guru bermaksud untuk mentransfer konsep, ide dan pengertiannya kepada peserta didik, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh peserta didik sendiri dengan pengalaman mereka Menurut Pakar Vilsafat Pendidikan dunia (Von Glaserfeld), Tetapi Apa yang terjadi jika kenakalan seorang siswa berakhir dengan status di keluarkan dari sekolah akibat kenakalan yang telah di perbuatnya.
Seperti yang terjadi Di SMK swasta Milik Pengusaha Dl.Sitorus ini Sebut saja Irwanto Siswa kelas 12(dua belas )Teknik Kendaraan Ringan(TKR)Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)Yayasan Perguruan Indonesia membangun yang berlokasi di Desa Baru Kec.Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. resmi sudah di keluarkan oleh pihak SMK Yapim beberapa pekan silam.
Menurut Kepala Sekolah SMK Yapim Siak Hulu Kab.Kampar Sumardi.S.Pd Ketika di Temui Protap Riau.Com Di Ruang Kerjanya, Selasa(2/12) Mengatakan, bila kami mengeluarkan murid dari sekolah ini tentu ada prosesnya/ ketentuannya, dalam proses tersebut ada tahapan yang akan di lalui. Pembinaan siswa itu dilaksanakan oleh guru di sekolah kita ini. Guru selain sifatnya mengajar ada sifatnya yang mendidik siswa.
Prosesnya selama 3 (tiga)tahun, ada tata tertib yang harus di taati oleh siswa apa bila siswa melanggar maka akan kita proses, Ada tahapan sekolah bagi siswa yang melanggar tahapan tersebut ada tahapan tergantung pelanggaran yang telah di lakukan. Irwanto anak kita ini mulai dari kelas satu dari awal sampai kelas 3 saat ini terus kita pantau .”Keluh Kepala Sekolah SMK Swasta Milik Yayasan Perguruan Indonesia Membangun Sumardi.S.Pd”.
Sumardi Bercerita, Mulai dari kenaikan kelas, memang sangat kita bantu yakni sifat dan perilaku sampai nilai terus kita bantu.
karena keadaan ekonomi, walau wali murid sangat peduli dengan si murid ini dan keluarganya,kita bantu walau perangai dan sifatnya yang kadang segala macam berlebih dari pada si murid lain lalu kita naikkan hingga ke kelas 2(dua) kita berharap ada perubahan dari perilaku dari irwanto murid yang telah keluar dari sekolah ini.”Sambung Sumardi.S.Pd”.
Kalo saya melihat, secara pribadi karakter siswa kita ini memang agak keras.Ungkap sumardi S.Pd
Sambil melanjutkan cerita, Pernah suatu ketika saya sengaja saya letakkan salah satu siawa memantau siswa lain yang berbuat onar dapat memberitahu kepada saya. dalam suatu hari pernah terjadi kursi di tumpuk di tengah kelas dan di banting-banting oleh siswa yang nakal, sehingga ketika di buat video perusakan alat pendukung sekolah dan tampak salah satunya memang ada Irwanto di sana.
Awal dulu, banyak siswa yang terlambat kita buatkan absen di pagar agar ketahuan siswa yang tidak masuk. siswa kita ini kalo datang memang rajin tapi sering buat onar dan rusuh. kita menerapkan program disiplin yang sangat bagus di sekolah SMK Yapim ini.”Tutur Sumardi”.
Sementara katakanlah ada siswa yang tingkat kenakalan dan kurang disiplin tidak bisa di bina hingga tingkat kenakalan yang luar biasa tentu akan berdampak kepada siswa dan siswi yang lain nantinya.terlebih ada omongan guru kita yang tidak di hargai dan berkata segala macam sama guru yang mengajar di sekolah ini.”Ungkap Sumardi.S.Pd”.
Menurutnya, Setiap sekolah memiliki aturan dalam pembinaan siswa apabila melewati batas tentu kita kembalikan kepada orang tua si siswa yang telah kita keluarkan. dan hingga saat ini saya belum pernah melihat orang tua si siswa ini, walau keinginan Sangat tinggi keinginan orang tua kepada si anak agar sekolah.
“Tapi malah si anak tidak pernah melihat kondisi orang tuanya”. Ketika kita keluarkan saya tawarkan kepada orang tua si murid kita ini pindah sekolah agar dapat berubah tetapi orang tua si siswa tidak datang pada akhir keputusan ke sekolah Yapim Siak Hulu Kab.kampar Provinsi Riau.”Ungkap kepala sekolah Sumardi.S.Pd”.(DK)
Comment