by

Harapan Sirna Pemenang Lomba Mancing Mania Nusantara 34 Di Meranti

Rabu, 30 Januari 2019

PROTAP RIAU.Com, Meranti – Kini, kab. Meranti Lagi heboh. Pasalnya, Hebohnya kasus bukan sembarang kasus. diduga, pemenang Juara 1 lomba Mancing Mania Nusantara 34 Provinsi yang di adakan di Perairan Selat Air Hitam kab.Meranti yang diselenggarakan oleh Laskar Melayu Riau (LMB) dalam rangka HUT Ke – 3 di selat Panjang, Sabtu (26/01/2019) Lalu, diduga mendapat hancaman dan intimindasi dari oknum panitia.

Sebut saja Safari alias Fahri, merupakan salah satu Warga Desa Batang Meranti, Kecamatan Pulau Merbau, kab.Meranti. Yang menjadi, pemenang lomba memancing mania yang mendapatkan hadiah satu unit mobil yang di umumkan oleh panitia serta dilakukan angkat sumpah yang dilakukan serah terima secara simbolis diwakili kapolres Kabupaten Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek ditaman cik puan kota Selat panjang pada saat itu.

Kini, Ia diancam oleh oknum panitia untuk menerima uang sebesar 5 juta rupiah dan mengaku ikan hasil pancingan tersebut hasil dari kecurangan.

Menurut, inforamasi sementara yang di himpun protap riau.com Usai proses serah terima pemberian hadiah kunci mobil secara simbolis, “Safari” langsung sirna. Pasalnya, ada beberapa anggota panitia dan diduga mengaku oknum kepolisian berinisial “M” membawanya ke Hotel Grand Meranti di Jalan Kartini, Selatpanjang. Untuk, membicarakan sesuatu terkait hadiah.

Namun sesampainya di sana, tanpa didampingi teman, Fahri mengaku diinterogasi dan dituduh berbuat curang bahwa ikan itu bukan hasil pancing melainkan hasil jaring. Dan jika, tidak mengaku maka dia diancam akan dipolisikan.

Kemudian, safari juga sempat dibawa kerumah oknum Polisi”M” yang mengaku polisi, dengan perasaan takut dan terpaksa. Akhirnya, dia mengakui dan oleh panitia dia diberi uang sejumlah Rp.5 Juta sebagai pengganti. Selain itu, safari diketahui mengalami trauma.

Zaujar, Plt kepala Desa Batang Meranti ketika dikonfirmasi menerangkan, informasi peristiwa tersebut dan menjelaskan, bahwa Safari saat ini tidak bisa bercakap banyak, dia mengalami keterbelakangan mental.

“Mengenai hal ini, kita sudah melakukan musyawah dan menanyakan kronologis dari awal. Hingga, kejadian seperti ini,”Kata Zaujar, Saat di jumpai media ini di salah satu warung kopi di kota selatpanjang, Selasa (29/01/2019).

Pihak keluarga, menyerahkan masalah ini ke pemerintah desa dan meminta kita untuk menyelesaikan. Sejak ini, kita masih berupaya berupaya bagai mana bisa berkemunikasi sama pihak panitia pelaksana. Untuk, meminta kejelasan dan pertanggungjawaban seperti apa. Namun, sampai saat ini pihak penatia belum dapat di hubungi.

Ketua panitia pelaksana, lomba memcing mania yang dikenal Atuk Bur Panglima ketika di konfirmasi Protap riau.com melalui via telfon sepertinya keberatan untuk memberi keterangan.

“Saya lagi di jalan mau ke jakarta, dan tidak bisa menerangkan lewat HP,”Elak-nya, lalu memutuskan komunikasi. (Zai).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed