Sabtu, 27 Februari 2021.
Protapriau.com, Lampung Selatan – Dampak Tsunami yang Terjadi di Wilayah Pesisir Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan masih dirasakan sebagian warga masyarakat Hingga saat ini.
Salah satu Rusnan Arif warga desa Banding Kecamatan Rajabasa yang juga menjadi salah satu yang menjadi korban tsunami yang terjadi pada tahun 2018.
Saat di temui di kediamannya pada sabtu,(27/2/2021) Unan (panggilan sehari harinya) menceritakan perjalanannya pasca tsunami guna menata kembali kehidupan yang normal seperti sebelum terjadinya musibah yang menghebohkan dunia tersebut.
Di kisahkan perjalanan dirinya bersama keluarga selama berjuang untuk membangun kembali perekonomian keluarga,
Rusnan yang sebelum terjadi tsunami menggeluti usaha jual beli sayuran dengan keuntungan yang cukup untuk kebutuhan keluarga sehari hari.
Pria yang memiliki empat orang anak ini,tak pernah patah semangat untuk terus bangkit dengan di dampingi sang istri yang selalu setia mendampinginya.
Rusnan bersama istri sempat memulai kembali jual beli sayuran yang di kumpulkan dari para masyarakat petani pekebun yang ada di kecamatan rajabasa, seiring berjalan waktu usaha tersebut juga kembali merosot dengan pendapatan yang pas pasan karena harga sayur sayuran dan buah buahan yangbtidak menentu.
Tak berhenti disitu, Rusnan terus mencari terobosan usaha seperti yang di geluti saat ini, pembuatan Kerajinan POT Bunga yang di buatnya sendiri bersama istri.
Saat media ini menanyakan usaha yang di geluti saat ini, dirinya mengatakan Sulit,
Sulit yang di maksudkan adalah Pemasaran dari POT bunga yang sudah di produksi, sementara kebutuhan ekonomi terus meningkat.
Kerajinan yang di produksi sendiri selama ini hanya bisa terjual terkadang 1 sampai 2 Pot bunga dalam satu bulan, itupun dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp.50.000 sampai 150rb saja.
” susah bang,kadang sebulan cuma dua yang kejual harganya juga murah, duitnya buat kebutuhan keluarga”ujarnya.
Pernah dapat bantuan JADUP (Jaminan Hidup) untuk para korban tsunami senilai Rp.3jt yang di gunakan untuk kebutuhan sehari hari.
Memulai pembuatan produksi POT Bunga dengan modal Rp.300rb dan alat seadanya Unan mencoba membuat Pot Kembang dengan Kreatif seni yang di miliki.
Kemudian lanjut Unan, pada awal awal dirinya menggeluti pekerjaan ini alhamdulillah walau tidak banya namun ada pesanan dari berbagai wilayah kecamatan di Lampung Selatan, Namun seiring berjalan waktu di tahun 2020 indonesia di landa Wabah Covid-19 yang juga berdampak pada usahanya hingga saat ini.” jelas unan.
Dirinya ingin mengembangkan usaha kerajinan tersebut termasuk budidaya Tanaman Bonsai Kelapa yang juga di gemarinya, namun apalah daya, dirinya Terbentur Permodalan yang bisa dikatan sudah tidak dimiliki.
Saat ini usaha tersebut tetap berjalan walau tertatih tatih demi untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari hari.
Dirinya berharap kepada Pemerintah adanya bantuan modal usaha untuk mengembangkan produksi POT Bunganya terutama bagi para korban tsunami di wilayah kecamatan setempat.
“syukur kalau dari pemerintah ada bantuan modal usaha bagi kami yang pernah menjadi korban tsunami ini”.Pungkasnya (Rizki)
Comment