by

Turap Ambruk Jalan Lingkar Barat, Wahyuddin:Sebentar Lagi Jalan Ikut Tergerus.

DURI – PROTAP RIAU COM.

Turap atau dinding beton penahan tanah dari potensi erosi dan longsoran tanah di jalan lingkar barat, Desa Petani, Kecamatan Bathin Solapan ambruk beberapa saat lalu.
Turap yang baru selesai dikerjakan pada sekitar bulan September 2019 lalu itu kini tak lagi berfungsi maksimal dalam melindungi badan jalan dari gerusan tanah, karena ambruk di satu sisi.

Mendengar kabar itu, Camat Bathin Solapan, Wahyuddin langsung terjun ke lokasi untuk meninjau kebenaran atas informasi yang beredar. Sampai di lokasi, ia kaget melihat turap dengan panjang sekitar 20 m itu tergeletak dan patah di bagian tengah.

Tak hanya itu saja, sang Camat juga menyaksikan langsung tanah disekitar tampak retak dan perlahan tergerus lantaran dinding penahannya telah tumbang. Hal itu membuatnya prihatin dan kecewa atas kinerja pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan turap.
“Semalam saya sudah ke sana, lihat langsung. Memang kondisinya rusak,” kata Wahyuddin, Selasa (30/6) pagi.

Melihat keadaan turap yang ambruk, ia pun khawatir dan mengatakan bahwa kerusakan yang ada harus segera diperbaiki sesegera mungkin.
“Saya memang bukan orang teknik yang mengerti tentang bangunan, tapi kalau turap itu tidak segera diperbaiki dampaknya bakal semakin merugikan,” ungkapnya.

Wahyuddin mengungkapkan, permukaan tanah disekitar ambruknya turap akan terus tergerus bila tak segera diperbaiki. Fatalnya, ruas jalan yang ada dan membentang di sekitar lokasi bisa saja ikut tergerus dan akhirnya putus sebagai dampak panjang bila kerusakan turap tak kunjung diperbaiki.

“Jangankan tanah, jalan itu saja bisa putus kalau turap itu tak segera diperbaiki. Apalagi kalau musim penghujan tiba, ya semakin cepat lah tanah tergerus. Kalau tak direspon cepat, dampaknya semakin besar dan merugikan,” imbuhnya.

Atas hal itu, ia pun langsung berkoordinasi kepada jajaran Workshop PU, Dinas PUPR Kabupaten Bengkalis, serta melayangkan aduan kepada Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, Khairul Umam untuk dapat segera meninjau kerusakan bangunan fisik penahan longsor itu.
“Saya telfon langsung orang PU dan Ketua DPRD berkenaan hal itu. Kita tunggu sajalah apa tindakannya,” ungkap dia menegaskan.
Beberapa saat lalu,

Khairul Umam saat dikonfirmasi menegaskan bahwa pihaknya bakal segera terjun ke lokasi untuk memastikan penyebab kerusakan turap.
“Apakah rusak karena faktor alam atau human error, nanti kita cek dahulu di lapangan,” papar Khairul beberapa saat lalu.

Tak hanya itu, Sudirman Sakai selaku warga sekitar pun mengaku kecewa dengan pengerjaan proyek tersebut. Ia pun menyebut bahwa selama pengerjaannya, pemuda tempatan tak dilibatkan sebagai pekerja yang disebut lebih mengetahui kontur tanah di sekitar areal runtuhnya turap.

“Tentu kami lebih paham wilayah ini, nah itu lihat saja. Tak ada besi skor atau tulang antar beton. Tak ada tiang penopang dari luar, hanya beton lurus saja. Kalau tak pakai tiang penyanggah ya ambruk lah. Kami kecewa dengan pekerjaan ini, dan kenapa tidak melibatkan warga sekitar?” singgung Sudirman Sakai beberapa saat lalu.

Sudirman juga mengatakan, tepat di bawah pondasi turap itu terdapat onggokan tanah yang dimasukkan ke dalam karung plastik dan dijadikan dasar bangunan anti longsor tersebut.
Hal itupun mengundang kritik pedas dari warga dan mengatakan bahwa proyek tersebut sebagai proyek gagal.
“Kenapa begitu sistem kerjanya? Jelas saja ambruk lah. Mana tahan itu,” sindirnya.

Sebagaimana diketahui, proyek itu sendiri dikerjakan oleh PT Sumber Arta Reksa Mulia sebagai rekanan PUPR dalam pengadaan jalan dan turap secara khusus. Pengerjaannya sendiri menelan biaya miliaran rupiah, hasil dari Anggaran Pembelanjaan Biaya Daerah (APBD) tahun 2019.

Saat dikonfirmasi, A seorang penanggung jawab dari perusahaan tersebut membenarkan bahwa proyek tersebut merupakan hasil kinerja dalam timnya. Ia pun mengakui bakal segera melaksanakan perbaikan sesegera mungkin.
“Nanti kami perbaiki,” singkatnya.

Sejak diberitakan sekitar 4 hari lalu, kondisi turap masih dalam keadaan tergeletak di tepian lereng nan terjal. Belum diketahui kapan perbaikan bakal segera dilaksanakan, namun keadaan tanah sekitar terus meretak dan tergerus perlahan. ( Tim).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed